Perjalanan Bojonegoro - Muntilan - Yogyakarta
Selamat Datang di Taman Sunyi
“..hanya sunyi, yang sanggup mengajarkan kita, untuk tak mendua...” ― Emha Ainun Nadjib
Kamis, Agustus 09, 2012
Pada Siapa Senja mengadu?
Pada siapa senja mengadu
tebar hening laku yang surut ditelan waktu
kemana lagi senja harus pulang
jika tak ada lagi nyala di ujung petang
alam raya memang terpaksa bergegas
mengejar putaran waktu yang diperas beringas
setiap tapak yang samar-samar membekas
beriring sepoi angin sunyi namun kuat menghempas
Rabu, Februari 22, 2012
Minggu, Februari 19, 2012
Nyatanya, kita tidak pernah saling bicara...

Sudah sembilan tahun lamanya. Ya, rasanya waktu sembilan tahun itu sudah lebih dari cukup untuk bisa dikatakan sebagai sebuah waktu yang lama. Kita bertemu. Kenal. Dekat. kenal dekat. semakin dekat mengenal. Dan Begitulah,kita saling kenal, saling dekat mendekat.
Tahun-tahun pertama,atau mungkin kedua, atau ketiga. Aku tersenyum. kamu tersenyum. Kita saling senyum. bertukar senyum. berbagi senyum. membelah senyum. menebar senyum. dan juga, menabung senyum.
Sekedar mencatat dari yang “BUKAN cokelat”
Sekitar sebulan yang lalu, buku kecil itu saya temukan di tumpukan buku-buku lama yang sudah usang di sebuah bazar buku. Dan memang buku itupun juga sudah usang. Saya lalu tertarik untuk memilikinya (meski agak enggan membelinya). Besit ketertarikan saya pada buku yang berlabel “cinta BUKAN cokelat” itu adalah karena sosok si pengarangnya, Saras Dewi. Lagu “Lembayung Bali” karyanya adalah merupakan salah satu lagu favorit saya semenjak lagu itu release pada tahun 2003-an(selain kesukaan yang sama akan Laut dan Jingga). Karena itulah ketertarikan itu tiba-tiba muncul ketika mendapatinya menulis sebuah buku. Meski judul buku itu agak menggelitik benak saya yang (maaf) tidak begitu menyukai tema tentang cinta, apalagi cokelat.
Langganan:
Postingan (Atom)