Selamat Datang di Taman Sunyi

..hanya sunyi, yang sanggup mengajarkan kita, untuk tak mendua...” ― Emha Ainun Nadjib

Sabtu, Oktober 01, 2011

Alun-alun Kota-ku, hati kecil-ku

#15harimenulisdiblog (hari kedua) di TL-nya @hurufkecil
Tema: Malam minggu

"Alun-alun kota-ku, hati kecil-ku"

Tawa renyah anak-anak kecil yang sedang berlarian, beberapa anak yang lebih kecil bermain mobil-mobilan, dan yang lebih kecil lagi mandi bola sambil lempar-lemparan. Dunia serasa begitu riang dan ramai, lampu hias yang merona berwarna-warni pun tak mau kalah ikutan menyemarakkan alun-alunku. Ya, alun-alun kotaku, kota kecilku. dan semarak itu, sesungguhnya hanya terjadi di malam minggu.



Lalu, bagaimana denganku?? Tentu saja aku tak akan lagi di situ!! Jujur saja, semaraknya malam minggu yang kuceritakan itu adalah malam minggu terakhir aku ke situ, ke alun-alun itu, lebih-kurang dua tahun yang lalu. Jadi,entah semarak itu masih ada ataukah tidak, aku tak lagi tahu.

Sudah menjadi kebiasaanku dengannya memang, setiap malam minggu, dan hukumnya wajib, untuk sekedar mampir (walau sebentar) melihat keceriaan anak-anak kecil yang bermain di alun-alun. Entah magnet apa yang menggerakkan aku dan dia kesana, yang kami tahu hanyalah kami sama-sama merasa senang di sana. Hingga aku dan dia kini tak lagi bersama.

Ketika malam minggu, aku dan dia selalu menyempatkan waktu tuk bersama, dan banyak tempat yang sudah menjadi tempat favorit kami untuk menjalani ritual malam mingguan ini. Akan tetapi, selepas aku tak lagi dengannya, hanya alun-alun yang sering menghantuiku di tiap malam minggu. Pernah sekali waktu aku mencoba malam mingguan kesana lagi. Tawa renyah anak-anak itu masih ada, lampu hias warna-warni pun masih merona, alun-alun masih semarak. tapi ketika kutengok wajah di sebelahku, tersadar aku kalau bukan lagi dia. Semenjak saat itulah, aku tak pernah berani lagi datang ke alun-alun di malam minggu.

Oh iya, kubocorkan rahasia kecil untukmu, kawan!. Rahasia yang sebelumnya hanya aku dan Tuhan saja yang tahu. Sejatinya, ketika aku sedang di alun-alun bersamanya,aku tak pernah pedulikan anak-anak kecil ataupun lampu-lampu itu. Aku lebih sibuk tersenyum memandangnya. Sungguh, Wajahnya lebih ceria dibanding anak-anak, dan lebih merona dibanding lampu hias, di Alun-alun hatiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar