Lagi-lagi teringat pada senja hari ketujuh itu.. di sisi telaga, hanya kita berdua.. memandang rona jingga yang begitu hangat dan mesra... meski pada saat itu terasa biasa, tanpa sadarku kini banyak kenangan tersisa di kepala...
bolehkah aku mengaku kalah?? ataukah aku harus menyatakan pasrah??
ketika semua berlalu dan tak sedikitpun ada riak dari gerakku, aku sungguh begitu malu..
boleh saja ini hanya sekedar terlihat sebagai puisi, tapi sungguh ini terasa begitu sunyi, hingga aku jatuh tersungkur dalam gulatan hasrtaku sendiri...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar